Siapa yang Berhak Menjadi Pemimpin?

Senin, 13 Mei 2024 04:12 WIB   Administrator

Bagian Pengembangan Al-Islam Kemuhammadiyahan (BP AIK) dan Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memiliki program rutin Kuliah Ahad Subuh (KAS). Program ini merupakan kegiatan AIK nonreguler yang telah dijalankan sejak tahun 2018 bagi seluruh mahasiswa UMM dalam bentuk kajian keislaman.

Kegiatan KAS dilaksanakan selama enam kali pertemuan. Yakni pada 5, 12, 19, dan 26 Mei serta 2 dan 9 Juni 2024 mendatang. Kegiatan berlangsung sejak pukul 03.00-06.00 WIB.

Diawali shalat Subuh berjamaah, lalu dilanjutkan dengan kajian yang dihadiri oleh ribuan mahasiswa UMM dari berbagai prodi yang sedang menempuh matakuliah AIK II (Ibadah Muamalah) dan AIK IV (Islam dan Iptek).

Pada KAS kali ini, hadir sebagai pembicara Wakil Rektor V Universitas Muhammadiyah Malang Prof Dr Tri Sulistyaningsih MSi. Ia menyampaikan materi tentang membangun kepemimpinan berkarakter dalam kegiatan yang berlangsung di Masjid AR Fachruddin Ahad (5/5/2024) itu. 

Istilah Pemimpin dalam Al-Qur’an

Mengawali materinya, ia mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa tentang perbedaan pemimpin dan kepemimpinan. Sontak para peserta KAS berlomba-lomba untuk menjawab.

“Pemimpin itu patron. Ia melindungi, memberi dukungan, dan memelihara hubungan. Sedangkan kepemimpinan merupakan tindakan yang merepresentasikan aktivitas pemimpin,” ujar tim pengembang Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah itu.

Al-Qur’an menyebut pemimpin dalam beberapa istilah. Misalnya, khalifah (QS Al-Baqarah: 30), ulil amri (QS An-Nisa: 59), imam (QS Al-Furqan: 74), dan wali (QS Al-Maidah: 51 & 55). Juga dalam hadis disebut ra’i dan amir.

Tuntunan Islam dalam Memilih Pemimpin

Menurut Tri, Islam memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memilih pemimpin yang dapat dijadikan teladan. Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Kesejahteraan (MKS) PWA Jatim ini menjelaskan bahwa yang berhak menjadi pemimpin adalah mereka yang memiliki aqidah yang benar (aqidah salimah), memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas (`ilmun wasi`un), memiliki akhlak yang mulia (akhlaqul karimah), memiliki kecakapan manajerial dan administratif dalam mengatur berbagai urusan, memiliki passion untuk perubahan, dan memiliki keberanian untuk memutuskan.

“Dari berbagai tipe pemimpin yang ada, kesuksesan pemimpin bergantung dengan diri masing-masing, sesuai seninya dan yang paling penting kembali kepada tuntunan Islam,” jelas Tri.

Kepemimpinan Mahasiswa saat Studi

“Jangan jadikan SKS sistem kebut semalam sebagai kebiasaan mahasiswa. Itulah kepemimpinan. Latih dan manage diri dengan baik agar segala tujuan dapat dicapai,” tegas tim pengembang PDA Kabupaten Malang ini.

Kesuksesan mahasiswa, kata dia, berangkat dari percaturan empat hal. Yakni, kepribadiannya, interaksi sosial, akademik, dan karir.

Bagaimana cara meraihnya? Ia berpesan kepada seluruh peserta Kuliah Ahad Subuh agar senantiasa menerapkan karakter Rasulullah dalam memimpin diri. Yakni, siddiq (kejujuran) sebagai karakter dasar dari olahraga, fatanah (kecerdasan) sebagai karakter dasar olah pikir, tabligh (menyampaikan kebenaran) sebagai karakter dasar olah rasa dan karsa, serta amanah sebagai karakter dasar olah hati.

Tulisan ini telah dimuat di klikmu.co pada 6 Mei 2024

Shared: