Ahad Subuh 21 Mei 2023. Sekitar lima belas ribu mahasiswa UMM antusias mengikuti Kuliah Ahad Subuh yang diselenggarakan oleh bagian pengembangan al Islam dan Kemuhammadiyahan UMM, bertempat di Masjid Ar Fachruddin menurut Idaul Hasanah selaku kepala bagian Pengembangan AIK dan MKDU, kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap semesternya setelah pelaksanaan Ujian Tengah Semester dan sudah menjadi program tradisi setiap tahunnya. Sejak pandemi pengajian sempat tertunda sehingga hanya dilakukan secara daring. Namun karena pandemi sudah melandai kuliah ahad subuh bisa digelar secara luring dan daring.
Bertindak sebagai pemateri pada pekan pertama adalah bapak Dr. Ermanu dan ditemani oleh Bapak Suryo M.Pd selaku moderator. Adapun tema yang disajikan dalam kuliah ahad subuh ini mengangkat isu Islam dan Ilmu Pengetahuan, Tema kajian tersebut tidak terlepas dari materi mata kuliah al Islam dan Kemuhammadiyahan 4 yang tidak lain capaian pembelajarannya adalah agar mahasiswa dapat mengetahui serta mengembangkan Islam dan Ilmu Pengetahuan sesuai dengan kepakaran masing-masing.
Penyaji mengawali materi dengan mengungkapkan keutamaan majelis ilmu menurut Rasulullah di antaranya adalah Mendapatkan rahmat Allah, Rasulullah SAW bersabda, "Allah dan para malaikat-Nya menurunkan rahmat-Nya kepada majelis yang ada dalam majelis ilmu, dan orang yang mencari ilmu mendapatkan rahmat Allah hingga mencakupnya." Dengan menghadiri majelis ilmu, seseorang akan mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah.
Selain itu beliau juga menjelaskan terdapat beberapa pandangan mengenai hubungan agama dengan ilmu pengetahuan. Mengutip beberapa peneliti ada empat pandangan di antaranya adalah pertama hubungan konflik maksudnya adalah antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan tidak ada titik temu, keduanya dianggap saling bertentangan antara satu dengan yang lain.
Kedua, independen. Pandangan ini berpendapat bahwa agama dan ilmu pengetahuan memiliki ruang lingkup yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Mereka berargumen bahwa agama berfokus pada hal-hal spiritual, moral, dan kehidupan sesudah mati, sementara ilmu pengetahuan berfokus pada penjelasan dunia fisik yang dapat diamati. Pendukung pandangan ini berpendapat bahwa kedua bidang ini mungkin tidak saling bertentangan, tetapi juga tidak berhubungan erat.
Ketiga, dialogis. Pandangan ini menekankan bahwa agama dan ilmu pengetahuan tidak saling bertentangan, melainkan dapat saling melengkapi. Penganut pandangan ini percaya bahwa agama dan ilmu pengetahuan memiliki domain yang berbeda: agama menyediakan kerangka nilai, etika, dan makna hidup, sementara ilmu pengetahuan memberikan pemahaman objektif tentang alam semesta. Mereka berpendapat bahwa kedua bidang tersebut dapat berdampingan secara harmonis dan menyediakan perspektif yang berbeda untuk memahami dunia.
Keempat, integrasi holistik. Pandangan ini mengusulkan bahwa agama dan ilmu pengetahuan dapat disatukan dalam satu pandangan dunia yang holistik. Penganut pandangan ini melihat agama dan ilmu pengetahuan sebagai pemahaman yang saling melengkapi dalam menggali kebenaran dan makna hidup. Mereka berpendapat bahwa kedua bidang ini dapat berkontribusi untuk menyelidiki dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang manusia, alam semesta, etika, dan tujuan hidup.
Sementara itu penyaji yang juga berprofesi sebagai dosen teknik juga menjelaskan mengapa integrasi Islam dan ilmu pengetahuan itu oenting dilakukan. Pertama adalah pencarian kebenaran. Islam mendorong umat Muslim untuk mencari pengetahuan dan kebenaran di dalam al-Qur'an dan sunnah. Ilmu pengetahuan membantu dalam proses ini dengan menyediakan metode-metode penyelidikan dan analisis yang objektif.
Kedua, untuk pengembangan diri, Islam mengajarkan umat Muslim untuk berusaha meningkatkan diri dalam segala hal, termasuk pengetahuan dan keahlian. Dengan mempelajari ilmu pengetahuan, seseorang dapat mengembangkan keterampilan dan keahlian yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, pemahaman yang lebih mendalam tentang ciptaan Allah. Ilmu pengetahuan membantu manusia untuk memahami dan mengapresiasi kebesaran ciptaan Allah. Dengan mempelajari ilmu pengetahuan, umat Muslim dapat mengetahui lebih banyak tentang keajaiban alam semesta dan cara kerja dunia yang diciptakan oleh Allah.
Keempat, pengabdian kepada masyarakat, Islam mendorong umat Muslim untuk memberikan manfaat kepada masyarakat secara luas. Ilmu pengetahuan dan penelitian dapat menjadi alat yang kuat untuk memecahkan masalah sosial, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup umat manusia.
Kelima, membangun peradaban. Islam dan ilmu pengetahuan telah saling berkaitan sepanjang sejarah. Peradaban Islam pada masa lalu menghargai dan mendorong pengembangan ilmu pengetahuan, yang menghasilkan kemajuan signifikan dalam bidang seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat. Menggabungkan Islam dengan ilmu pengetahuan saat ini dapat membantu membangun peradaban yang berkelanjutan dan maju. (Son)