Orang Islam itu Muhammadiyah

Rabu, 27 Desember 2023 18:15 WIB   Administrator

“Selama kalian mengikuti Islam, maka kalian Muhammadiyah.”

Demikian diungkapkan Azhar Muttaqin saat Kuliah Ahad Subuh, 24 Desember 2023 di Masjid AR Fachrudin UMM.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bagian Pengembangan al Islam dan Kemuhammadiyahan yang bekerjasama dengan Badan Pemakmuran Masjid Universitas Muhammadiyah Malang.

Kuliah Ahad Subuh pekan ini merupakan pertemuan terakhir pada semester ganjil, tahun akademik 2023/2024 diikuti oleh seluruh mahasiswa yang menempuh matakuliah AIK III yakni Kemuhammadiyahan.  

Azhar Muttaqin, dosen yang sekaligus konten kreator ini menyampaikan bahwa generasi muda perlu meneladani pendiri Muhammadiyah, Kyai Ahmad Dahlan. “Muhammadiyah itu menggunakan metode qiraah munzilah dalam pembacaan ajaran Islam. Apa itu? Pembacaan yang akan menghasilkan hal-hal baru sesuai perkembangan zaman. Pembacaan ini terinspirasi dari KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah,” ungkap Azhar.

Ia menegaskan bahwa inklusifitas Muhammadiyah itu sangat nyata. Telah dibuktikan dengan kemunculan delapan kampus Kristen Muhammadiyah di beberapa tempat. Sejak didirikannya organisasi ini, Muhammadiyah telah menunjukkan sikap toleran dan inklusif melalui pelayanan sosial yang tidak memandang, ras, suku, dan agama.

Tiga Karakter KH Ahmad Dahlan

Pertama, KH Ahmad Dahlan tidak menyukai debat. “Beliau itu ga suka banyak berdebat, beliau ga suka berwacana, ia lebih suka bertindak. Yang suka berdebat itu bukan karakter Ahmad Dahlan. Beliau selalu mencari ayat-ayat Qur’an yang dapat menggerakkan kita, makanya ada teologi al Maun di Muhammadiyah,” imbuhnya.

Kedua, sosok Ahmad Dahlan merupakan sosok yang bersikap pelan dan tenang namun selalu yakin bisa menyelesaikan sesuatu dengan usaha yang sungguh-sungguh. “Ahmad Dahlan itu orang yang istiqamah, lambang santuy tapi pasti,” tegas Azhar.

Ketiga, pendiri Muhammadiyah ini memilki style yang tidak suka konfrontasi. Menurut Azhar Kyai Dahlan tidak suka bersikap frontal. “Beliau sangat arif, dan inklusif. Bisa bekerja sama dengan siapa pun termasuk pihak gereja,” pungkas Azhar.  (anny)

Shared: