Ngaji al Islam dan Kemuhammadiyahan UMM: Larangan Berbuat Curang

Minggu, 19 November 2023 06:40 WIB   Administrator

Kuliah Ahad Subuh (KAS) Semester Ganjil 2023/2024 kembali diselenggarakan oleh Bagian Penegembangan AIK dan MKWK UMM, Ahad 19 November 2023 di Masjid AR Fachruddin. Diikuti oleh 2.100 mahasiswa yang menempuh matakuliah al Islam Kemuhammadiyahan II, III, dan IV.  Hadir sebagai pembicara ustaz Ahmad Fatoni, Lc, M.Ag.

Ustaz Fatoni, sapaan sehari-harinya menceritakan fenomena kecurangan dalam kehidupan. “Dalam fikih Islam, curang atau "غِشٌّ" itu merujuk pada suatu tindakan atau perilaku yang melanggar prinsip-prinsip kejujuran, keadilan, dan transparansi. Perbuatan curang mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti dalam perdagangan, keuangan, perjanjian, dan interaksi sosial.”

Dosen FAI UMM sekaligus penulis produktif ini, memaparkan larangan keras berbuat curang yang terekam dalam QS. al-Muthaffifin ayat 1-3 sambil menceritakan kisah kaum Nabi Syu’aib, kaum Madyan yang tereknal serakan dan suka berbuat kerusakan. “Ayat pertama surat ini menjelaskan tentang adzab dan kehinaan yang besar pada hari Kiamat disediakan bagi orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang. Ayat 2-3, Allah menjelaskan perilaku orang yang akan menjadi penghuni neraka. Mereka adalah orang-orang yang ingin dipenuhi takaran atau timbangannya ketika membeli karena tidak mau rugi. Sebaliknya, apabila menjual kepada orang lain, mereka akan mengurangi takaran atau timbangannya,” jelasnya.

Lanjutnya, surat ini sebenarnya merespon para pedagang yang berbuat curang tapi para mufassir memperluas makna ayat ini. Sehingga, kecurangan dalam QS. al-Muthaffifin bisa diqiyaskan kepada permasalahan lainnya, misalnya, ketika seseorang membenci orang lain, maka dia hanya menyebutkan keburukan-keburukannya tanpa menyebutkan kebaikan-kebaikannya. Orang yang seperti ini dapat disebut “curang”.

"Banyak bentuk-bentuk perbuatan curang, namun terkadang kita sering tidak sadar,” paparnya. Ada kecurangan dalam dunia akademik, rumah tangga, berbangsa dan bernegara, curang dalam pekerjaan dan aspek lainnya.

Dia juga berpesan kepada mahasiswa agar menjauhi kecurangan. “Kira-kira, kenapa orang berbuat curang dan apa yang bisa kita lakukan agar tidak berbuat curang?”,tanyanya. “Orang berbuat curang ya, karena lemahnya iman. Termasuk terlalu ambisius, ambisius terhadap harta. Hendaknya kita selalu mengingat kematian dan hari Pembalasan kelak agar terhindar dari sikap untuk berbuat curang,” tutupnya. (anny)

Shared: