Kuliah Ahad Subuh (KAS) di Masjid AR Fachruddin Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Malang berlangsung kembali pada Ahad (27/11).
Kegiatan ini sebelumnya dilaksanakan secara daring akibat dua tahun dilanda pandemi Covid-19. Acara ini diadakan oleh Bagian Pengembangan al Islam Kemuhammadiyahan dan MKDU Universitas Muhammadiyah Malang.
Menghadirkan pembicara Wakil Rektor I UMM, Prof. Dr. Syamsul Arifin. Dia mengatakan, Kuliah Ahad Subuh merupakan bagian dari ekosistem al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di UMM. Bagian ekosistem ini berupa pengajaran AIK yang diberikan kepada seluruh mahasiswa UMM dalam bentuk AIK 1 P2KK, AIK 2, AIK 3 dan AIK 4.
“AIK diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kepribadian mahasiswa UMM sebagai bagian dari pendidikan karakter. Agar kita semua memiliki sikap, tindakan, yang bagus berdasarkan nilai-nilai AIK,” jelas Syamsul Arifin yang juga Ketua Forum Pimpinan AIK Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah ini.
Dia menjelaskan, nilai AIK yang harus diaktualisasikan di lingkungan UMM adalah itqan, ihsan, ikhlas, ma'iyah, amanah, dan nazahah yang disingkat iman.
Syamsul Arifin juga membincang ihwal muktamar Muhammadiyah ke-48 di hadapan peserta Kuliah Ahad Subuh. “Jadi, muktamar itu adalah permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Berdasarkan keputusan muktamar kemarin, terpilih Prof. Haedar Nashir sebagai ketua umum PP Muhammadiyah dan sekretaris umumnya, Prof. Abdul Mu’ti,” terangnya.
Syamsul Arifin juga memaparkan tantangan Muhammadiyah pasca muktamar. Ia mengatakan, memaparkan tantangan Muhammadiyah pasca mukatamar. Ia mengatakan bahwa Persyarikatan Muhammadiyah telah menjadi fenomena nasional. Muhammadiyah telah teruji sebagai bagian dari Islam Indonesia yang moderat, inklusif, kosmopolit.
Tantangan Muhammadiyah ke depan, sambung dia, ditandai dengan daya afiliasinya yang berkembang luas di berbagai wilayah Indonesia bahkan luar negeri, jumlah anggotanya kian bertambah, dan memiliki banyak amal usaha di berbagai bidang.
Syamsul mengatakan, salah satu tantangannya adalah Muhammadiyah perlu memperkuat sumber daya manusianya agar dapat terus merespon masalah atau tantangan kehidupan yang multidimensi.(An)
Tulisan ini telah dimuat di pwmu.co pada 01 Desember 2022